Rais: Malaysia tak patut bayar 'cession money'
12 Mac 2013
KOTA TINGGI - Jabatan Peguam Negara disaran supaya mengkaji secepat
mungkin berkenaan soal pembayaran wang penyerahan Sabah sebanyak RM5,300
setiap tahun kepada waris Kesultanan Sulu.
Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan, Datuk Seri Dr Rais Yatim hari ini berkata, kajian itu harus dijalankan secara menyeluruh meliputi aspek perundangan antarabangsa dan undang-undang konvensional sama ada pembayaran itu boleh ditamatkan segera.
"Kesultanan Sulu telah lama tamat kedaulatan serta komponennya sejak tahun 1878 lagi apabila ia diserahkan kepada saudagar Inggeris.
"Malah pada tahun 1903 lagi kuasanya telah diambil alih oleh North Borneo Company yang jelas telah menamatkan kedaulatan mereka dan kita sepatutnya tidak perlu membayar wang ufti lagi.
"Namun 'cession money' atau duit penyerahan oleh kerajaan kita terus lakukan oleh sebab perikemanusiaan walaupun sepatutnya ia tidak perlu dibayar lagi. Ini pandangan saya tetapi mungkin ada yang tidak setuju," katanya.
Beliau berkata demikian kepada pemberita selepas menghadiri Program Merakyatkan Seni Budaya Komuniti 1Malaysia 'Menyusuri Sungai Johor" di kawasan Kampung Johor Lama di sini.
Katanya, pada masa kini terdapat sembilan cabang keluarga Diraja Sulu dan tidak pasti siapa yang menjadi ketua dan sultan yang sah.
Menurutnya, beliau sendiri pernah menjalankan kajian tentang hal itu semasa menjadi Menteri Luar suatu ketika dulu.
Bagi memperjelaskan hal itu kepada rakyat di negara ini, katanya, kementerian bersedia bekerjasama dengan kerajaan negeri Sabah untuk melakukan jerayawara bagi memastikan mereka benar-benar faham tentang sejarah tersebut.
"Pemahaman ini mesti dilakukan demi kedaulatan dan masa depan Malaysia yang berdaulat," katanya. - Bernama
Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan, Datuk Seri Dr Rais Yatim hari ini berkata, kajian itu harus dijalankan secara menyeluruh meliputi aspek perundangan antarabangsa dan undang-undang konvensional sama ada pembayaran itu boleh ditamatkan segera.
"Kesultanan Sulu telah lama tamat kedaulatan serta komponennya sejak tahun 1878 lagi apabila ia diserahkan kepada saudagar Inggeris.
"Malah pada tahun 1903 lagi kuasanya telah diambil alih oleh North Borneo Company yang jelas telah menamatkan kedaulatan mereka dan kita sepatutnya tidak perlu membayar wang ufti lagi.
"Namun 'cession money' atau duit penyerahan oleh kerajaan kita terus lakukan oleh sebab perikemanusiaan walaupun sepatutnya ia tidak perlu dibayar lagi. Ini pandangan saya tetapi mungkin ada yang tidak setuju," katanya.
Beliau berkata demikian kepada pemberita selepas menghadiri Program Merakyatkan Seni Budaya Komuniti 1Malaysia 'Menyusuri Sungai Johor" di kawasan Kampung Johor Lama di sini.
Katanya, pada masa kini terdapat sembilan cabang keluarga Diraja Sulu dan tidak pasti siapa yang menjadi ketua dan sultan yang sah.
Menurutnya, beliau sendiri pernah menjalankan kajian tentang hal itu semasa menjadi Menteri Luar suatu ketika dulu.
Bagi memperjelaskan hal itu kepada rakyat di negara ini, katanya, kementerian bersedia bekerjasama dengan kerajaan negeri Sabah untuk melakukan jerayawara bagi memastikan mereka benar-benar faham tentang sejarah tersebut.
"Pemahaman ini mesti dilakukan demi kedaulatan dan masa depan Malaysia yang berdaulat," katanya. - Bernama
merdeka.com lain ceritanya
Yang mana satu Sultan Sulu yang 'ori' ?
KONFLIK bersenjata di Lahad Datu, Sabah, sudah meletup hampir
sebulan. Pemerintah Malaysia menuding mereka gerakan separatis. Namun,
Jamal Kiram III yang mengaku-aku sebagai sultan Sulu menegaskan
pertempuran itu sebagai upaya merebut kembali Sabah dan Serawak dari
kekuasaan Malaysia.
Perdana Menteri Najib Razak menyatakan pintu perundingan tertutup. Jika ini berlaku, Sultan Sulu Mudarasulail Alasatam Kiram (sultan Sulu sah) menegaskan Malaysia harus mengembalikan Sabah dan Serawak kepada mereka. "Sabah dan Serawak adalah milik Kesultanan Sulu dan selama ini Malaysia menyewa dari kami," kata Mudarasulail
Dia menegaskan Jamalul Kiram III bukan sultan Sulu. "Dia paman saya, sepupu dari ayah saya."
Berikut penuturan Sultan Mudarasulail kepada Faisal Assegaf dari merdeka.com saat dihubungi melalui telepon selulernya, Ahad (10/3).
Apa komentar Anda terhadap konflik di Lahad Datu?
Saya sangat sedih karena muslim bertempur bertempur melawan muslim. Ini tidak islami. Kenapa harus berperang, semua bisa dirundingkan.
Apa memang benar ada sengketa wilayah antara Kesultanan Sulu dan Malaysia?
Memang benar ada sengketa wilayah antara kami dan pemerintah Malaysia. Sabah dan Serawak adalah milik Kesultanan Sulu dan selama ini Malaysia menyewa dari kami. Uang sewanya 5.300 ringgit saban tahun dan itu sangat kecil. Apalagi, Malaysia sudah tidak mau lagi membayar uang sewa itu. Kalau memang sudah tidak mau menyewa, Malaysia harus mengembalikan wilayah Sabah kepada kami. Kalau mereka tidak mau, kami akan meminta pihak ketiga menengahi konflik ini.
Jadi Sabah dan Serawak memang kepunyaan Sulu?
Sabah dan Serawak memang milik Kesultanan Sulu sebelum Malaysia mendapat kemerdekaan dari Inggris. Mereka telah mencuri wilayah kami.
Lalu apa akan Anda tempuh?
Kami ingin sebuah penyelesaian sama-sama menyenangkan. Jika Malaysia tidak ingin menyewa lagi maka mereka harus menyerahkan Sabah kepada kami. Kami juga tidak keberatan bila Malaysia masih mau menyewa. Kami gterbuka buat berdialog. Namun, kalau mereka menolak, kami akan bawa masalah ini ke Mahkamah Internasional.
Kalau Malaysia ingin menyewa, berapa seharusnya mereka bayar tiap tahun?
Uang sewa 5.300 ringgit per tahun sangat murah. Itu tidak adil dan islami.
Jadi berapa seharusnya?
Kami tidak ingin hanya bicara soal uang. Mereka harus mengakui Sabah dan Serawak adalah milik Kesultanan Sulu. Mereka telah merusak warisan sejarah kami, mereka harus mengganti itu.
Bagaimana kalau Malaysia masih ingin menyewa?
Saya harus lebih dulu memiliki perjanjian kontrak dengan pemerintah Malaysia, jadi semua jelas.
Jika itu sudah tercapai, berapa mereka harus bayar?
Mereka harus membayar uang sewa tahunan sebesar setengah dari total pendapatan wilayah Sabah dan Serawak.
Berapa lama Anda akan menyewakan Sabah dan Serawak kepada Malaysia?
Hanya sepuluh tahun. Selepas itu, mereka harus mengembalikan kepada kami.
Apakah benar Jamal Kiram sultan Sulu palsu?
Dia adalah paman saya, sepupu dari ayah saya, sultan Sulu sebelumnya. Jadi, tidak mungkin dia menjadi sultan. Saya adalah sultan Sulu yang sah.
Jadi Anda menangkap dia karena telah mengaku sebagai sultan Sulu?
Saya tidak mungkin menangkap dia karena dia paman saya.
Apa jabatan Jamal dalam Kesultanan Sulu?
Dia hanya warga biasa, tidak ada jabatan apa-apa, baik di parlemen atau pemerintahan.
Jadi yang bertempur di Lahad Datu bukan pasukan Anda?
Bukan, mereka itu orang-orang Sulu suruhan Jamal.
Perdana Menteri Najib Razak menyatakan pintu perundingan tertutup. Jika ini berlaku, Sultan Sulu Mudarasulail Alasatam Kiram (sultan Sulu sah) menegaskan Malaysia harus mengembalikan Sabah dan Serawak kepada mereka. "Sabah dan Serawak adalah milik Kesultanan Sulu dan selama ini Malaysia menyewa dari kami," kata Mudarasulail
Dia menegaskan Jamalul Kiram III bukan sultan Sulu. "Dia paman saya, sepupu dari ayah saya."
Berikut penuturan Sultan Mudarasulail kepada Faisal Assegaf dari merdeka.com saat dihubungi melalui telepon selulernya, Ahad (10/3).
Apa komentar Anda terhadap konflik di Lahad Datu?
Saya sangat sedih karena muslim bertempur bertempur melawan muslim. Ini tidak islami. Kenapa harus berperang, semua bisa dirundingkan.
Apa memang benar ada sengketa wilayah antara Kesultanan Sulu dan Malaysia?
Memang benar ada sengketa wilayah antara kami dan pemerintah Malaysia. Sabah dan Serawak adalah milik Kesultanan Sulu dan selama ini Malaysia menyewa dari kami. Uang sewanya 5.300 ringgit saban tahun dan itu sangat kecil. Apalagi, Malaysia sudah tidak mau lagi membayar uang sewa itu. Kalau memang sudah tidak mau menyewa, Malaysia harus mengembalikan wilayah Sabah kepada kami. Kalau mereka tidak mau, kami akan meminta pihak ketiga menengahi konflik ini.
Jadi Sabah dan Serawak memang kepunyaan Sulu?
Sabah dan Serawak memang milik Kesultanan Sulu sebelum Malaysia mendapat kemerdekaan dari Inggris. Mereka telah mencuri wilayah kami.
Lalu apa akan Anda tempuh?
Kami ingin sebuah penyelesaian sama-sama menyenangkan. Jika Malaysia tidak ingin menyewa lagi maka mereka harus menyerahkan Sabah kepada kami. Kami juga tidak keberatan bila Malaysia masih mau menyewa. Kami gterbuka buat berdialog. Namun, kalau mereka menolak, kami akan bawa masalah ini ke Mahkamah Internasional.
Kalau Malaysia ingin menyewa, berapa seharusnya mereka bayar tiap tahun?
Uang sewa 5.300 ringgit per tahun sangat murah. Itu tidak adil dan islami.
Jadi berapa seharusnya?
Kami tidak ingin hanya bicara soal uang. Mereka harus mengakui Sabah dan Serawak adalah milik Kesultanan Sulu. Mereka telah merusak warisan sejarah kami, mereka harus mengganti itu.
Bagaimana kalau Malaysia masih ingin menyewa?
Saya harus lebih dulu memiliki perjanjian kontrak dengan pemerintah Malaysia, jadi semua jelas.
Jika itu sudah tercapai, berapa mereka harus bayar?
Mereka harus membayar uang sewa tahunan sebesar setengah dari total pendapatan wilayah Sabah dan Serawak.
Berapa lama Anda akan menyewakan Sabah dan Serawak kepada Malaysia?
Hanya sepuluh tahun. Selepas itu, mereka harus mengembalikan kepada kami.
Apakah benar Jamal Kiram sultan Sulu palsu?
Dia adalah paman saya, sepupu dari ayah saya, sultan Sulu sebelumnya. Jadi, tidak mungkin dia menjadi sultan. Saya adalah sultan Sulu yang sah.
Jadi Anda menangkap dia karena telah mengaku sebagai sultan Sulu?
Saya tidak mungkin menangkap dia karena dia paman saya.
Apa jabatan Jamal dalam Kesultanan Sulu?
Dia hanya warga biasa, tidak ada jabatan apa-apa, baik di parlemen atau pemerintahan.
Jadi yang bertempur di Lahad Datu bukan pasukan Anda?
Bukan, mereka itu orang-orang Sulu suruhan Jamal.
(Dingkat dari http://www.merdeka.com)
No comments:
Post a Comment