Saturday, September 29, 2012

Adil itu lebih dekat kepada taqwa


 

Oleh Jarjani Usman

“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa” 
(QS. al-Maidah: 8).

Bagi orang yang menyempatkan diri membaca sejarah Nabi Muhammad SAW, akan mendapati betapa konsistennya beliau dalam menegakkan keadilan. Tidak membeda-bedakan antara orang Arab dengan yang non Arab. Juga tidak membeda-bedakan antara anggota keluarganya sendiri dengan orang lain dalam menegakkan hukum. Ini menunjukkan bahwa keadilan adalah faktor yang tidak boleh tidak ada dalam kehidupan manusia di dunia ini. Di mana pun di dunia ini, ketidak-adilan selalu melahirkan berbagai ketidakbaikan atau ketidakharmonisan umat manusia.

Namun, di wilayah ketidak-adilan lah sebahagian manusia gemar bermain. Kalau sudah mendapatkan kesempatan berkuasa, apa yang sudah bertahun-tahun dibangun oleh Rasulullah, seperti keadilan dalam masyarakat, diruntuhkan. Tak peduli ada pihak yang teraniaya, tertindas, atau terdiskriminasikan. Terlalu gegabah menyebut saudara-saudara seiman sebagai orang lain, bila mereka tidak termasuk dalam kelompok kita. Ketika disebut “orang lain”, maka seringkali yang diutamakan adalah diri sendiri atau orang-orang dari kelompok sendiri. Padahal Rasulullah telah menjelaskan betapa eratnya persaudaraan sesama muslim, ibarat tubuh yang satu.

Bila memang tak mampu berbuat adil sebagaimana ditunjukkan Rasulullah, bagaimanakah kita menyebut diri sebagai pengikut Rasulullah? Sepantasnya kita berusaha memperbaiki diri dan belajar mengikuti jejak-jejak Rasulullah dari satu persoalan hidup ke persoalan lainnya, seperti persoalan keadilan. Dengan cara beginilah kita memperbaiki kehidupan ini. Kalau tidak, sama artinya kita ikut berandil atau sekurang-kurangnya membiarkan tatanan hidup ini berantakan dengan ketidak-adilan.


Serambi/-

No comments:

Post a Comment